Jakarta, Suarabersama.com – Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron menginstruksikan seluruh rumah sakit di Prancis untuk bersiap menghadapi kemungkinan pecahnya perang besar di Eropa pada tahun depan. Arahan itu terungkap melalui surat resmi Kementerian Kesehatan Prancis kepada lembaga kesehatan regional, yang bocor dan dipublikasikan oleh media lokal Le Canard Enchaîné.
Dalam surat bertanggal 18 Juli 2025 tersebut, pemerintah memperkirakan antara 10.000 hingga 50.000 tentara berpotensi membutuhkan perawatan medis selama 10 hingga 180 hari jika konflik militer besar benar-benar terjadi. Rumah sakit juga diminta menyiapkan pusat medis sementara di dekat pelabuhan maupun bandara, agar prajurit dapat segera dipulangkan ke negara asal mereka bila diperlukan.
Menteri Kesehatan Prancis, Catherine Vautrin, tidak membantah isi surat itu ketika dikonfirmasi media. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk antisipasi menghadapi situasi internasional yang kian tegang. “Ini bagian dari persiapan, sama seperti stok strategis atau menghadapi epidemi. Adalah hal yang normal bagi negara untuk mengantisipasi krisis,” ujarnya kepada BFMTV.
Vautrin juga mengingatkan pengalaman pahit saat pandemi Covid-19, ketika Prancis dinilai tidak siap dalam menangani lonjakan pasien. Menurutnya, kesigapan menghadapi kemungkinan perang merupakan tanggung jawab pemerintah pusat demi keselamatan rakyat.
Kebijakan ini melengkapi langkah sebelumnya, di mana pemerintah Prancis telah menyiapkan “buku panduan bertahan hidup” setebal 20 halaman untuk setiap rumah tangga. Panduan itu berisi instruksi menghadapi ancaman bencana, krisis kesehatan, hingga potensi perang. Isinya antara lain menyarankan masyarakat menyiapkan kotak bertahan hidup berisi air minum, makanan kaleng, obat-obatan dasar, hingga senter dan baterai.
Instruksi darurat ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan keamanan di Eropa akibat perang Rusia–Ukraina yang belum berakhir. Baru-baru ini, drone Rusia bahkan dilaporkan melanggar wilayah udara Polandia dan Rumania, dua negara anggota NATO.
(HP)