Suara Bersama

PBB Kecam Serangan Drone Israel Dekat Pasukan Perdamaian UNIFIL

Jakarta, Suarabersama.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyuarakan kecaman keras terhadap serangan yang dilakukan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di dekat lokasi Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Insiden tersebut terjadi pada 2 September 2025 dan melibatkan penggunaan drone yang menjatuhkan granat dalam jarak berbahaya dari pasukan penjaga perdamaian.

“Sekretaris Jenderal menyatakan keprihatinan serius atas insiden yang terjadi pada 2 September di mana pesawat tanpa awak (drone) Pasukan Pertahanan Israel menjatuhkan granat di sekitar pasukan penjaga perdamaian UNIFIL yang sedang melaksanakan tugas yang diamanatkan untuk mendukung implementasi resolusi Dewan Keamanan 1701,” ujar juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis, 4 September 2025.

Dujarric menyebut kejadian ini sebagai salah satu serangan paling serius terhadap misi UNIFIL sejak pendiriannya. Menurut laporan, satu granat mendarat hanya 20 meter dari personel dan kendaraan PBB, sementara tiga granat lainnya jatuh dalam radius sekitar 100 meter.

“Satu granat mengenai sasaran dalam jarak 20 meter dan tiga granat dalam jarak sekitar 100 meter dari personel dan kendaraan PBB. Drone-drone tersebut terpantau kembali ke selatan Garis Biru.”jelas Dujarric.

Meski tidak ada korban jiwa, PBB memandang insiden ini sebagai pelanggaran serius terhadap keselamatan pasukan penjaga perdamaian yang sedang menjalankan misi kemanusiaan dan pengawasan.

“Syukurlah, tidak ada yang terluka,”tambah Dujarric.

Guterres, melalui pernyataan resminya, menekankan pentingnya perlindungan terhadap pasukan perdamaian yang bekerja di wilayah konflik dan meminta semua pihak untuk mematuhi ketentuan internasional.

“Menekankan bahwa tindakan apa pun yang membahayakan nyawa pasukan penjaga perdamaian sama sekali tidak dapat diterima,”kata Dujarric

“menjunjung tinggi tanggung jawab mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian serta keamanan instalasi PBB.” tambahnya

Peristiwa ini terjadi hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB memutuskan secara bulat untuk memperpanjang mandat UNIFIL, terakhir kali dilakukan pada 28 Agustus.

UNIFIL sendiri telah aktif di wilayah Lebanon selatan sejak 1978 dan mendapatkan mandat tambahan melalui Resolusi DK PBB 1701 setelah konflik besar antara Israel dan Hizbullah pada 2006.

Ketegangan terbaru berakar dari konflik bersenjata yang kembali meletus antara Hizbullah dan Israel sejak Oktober 2023, menyusul serangan Hamas ke wilayah Israel. Konflik itu kemudian berkembang menjadi perang skala penuh pada September 2024, menyebabkan lebih dari 4.000 korban jiwa dan 17.000 luka-luka.

Meski gencatan senjata telah dicapai pada November, Israel terus melancarkan serangan hampir setiap hari ke Lebanon selatan dengan alasan menargetkan aktivitas kelompok Hizbullah. Saat ini, meskipun diwajibkan mundur sepenuhnya dari wilayah Lebanon selatan, Israel masih mempertahankan kehadiran militernya di lima pos perbatasan. (*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − 2 =