Suara Bersama

Aksi massa meminta TNI Non-Organik ditarik dari tiga Distrik di Papua Pegunungan

suarabersama.com-Aksi massa bertujuan meminta TNI Non-Organik ditarik dari tiga Distrik berlangsung di depan Kantor DPRK Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, pada Selasa (02/09/2025).

Wakol Yelipele sebagai penanggung jawab aksi meminta untuk menindaklanjuti penolakan kehadiran militer Non-Organik, DPRK Jayawijaya harus membentuk pansus.  Dia menyatakan bahwa masalah ini sudah pernah disuarakan, Komisi A sudah memanggil pimpinan dari aparat TNI/Polri, bahkan Wakil Bupati Jayawijaya, namun sampai saat ini tidak ada solusi.

Wakol Yelipele, “Kami meminta DPRK Jayawijaya serius menanggapi masalah ini, kalau tidak kita akan menggerakan masa yang lebih besar dari 8 Kabupaten untuk melumpuhkan Kota Wamena, agar diketahui bahwa masyarakat tak membutuhkan militer Non-Organik,” ucapnya.

Aksi yang melibatkan ratusan massa bertujuan menyampaikan penolakan dan meminta TNI Non-Organik ditarik dari tiga Distrik di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan dengan meminta kepada DPRK Jayawijaya agar membentuk Pansus untuk menarik TNI Non-Organik di 3 (Tiga) Distrik, Kab. Jayawijaya, yakni Distrik Ibele, Tailarek dan Walaik.

Massa meminta agar Pemkab dan anggota DPRK Jayawijaya untuk segera menindak lanjuti penarikan militer Non-Organik, mereka menilai kehadiran militer tersebut menimbulkan trauma bagi masyarakat serta tidak bebas beraktivitas seperti berkebun karena selalu dicurigai.

 

Mendesak apabila aspirasi aksi tidak ditindak lanjuti akan menurunkan masa yang lebih besar, karena situasi yang dihadapi warga Jayawijaya sama dengan yang dihadapi masyarakat Lanny Jaya dan Yahukimo.

“Langkah awal kita lakukan aksi di Kota Wamena, namun kalau aspirasi tidak ditindak lanjuti kami akan konsolidasi masa besar-besaran dari Kabupaten Yahukimo dan Lanny Jaya dan beberapa kabupaten lainnya untuk melakukan aksi jilid II,” ujar Wakol Yelipele.

Harun Mosib sebagai penanggungjawab aksi dari Distrik Ibele, menyampaikan terima kasih kepada Dandim-1702/Jayawijaya dan Polres Jayawijaya karena telah membuka ruang demokrasi untuk masyarakat, dia juga apresiasi kepada Komisi A dan anggota DPRK Jayawijaya lainnya.  “Seluruh keluh kesah dari kehadiran militer Non-Organik di 3 Distrik sudah disampaikan dan harus dijawab, karena kehadiran mereka membuat masyarakat terganggu, ini aspirasi terakhir yang harus dijawab sesuai harapan masyarakat,” harapnya.

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Arh Reza Ch. A. Mamoribo, menyampaikan apresiasi dengan sikap damai peserta aksi. “Saya menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang telah menyampaikan aspirasinya secara bermartabat.  Meski kita akui kondisi ekonomi belum baik, aksi damai hari ini membuktikan masyarakat Papua mampu menunjukkan kedewasaan dalam menyampaikan pendapat,” ujarnya.

Apresiasi juga disampaikan anggota Komisi A DPRK Jayawijaya, Yusup Huby, menilai aksi ini menjadi bukti meningkatnya kualitas demokrasi masyarakat Papua.  “Rakyat Jayawijaya mampu menggerakkan dan mengorganisir aksi dengan tertib. Ini bukti masyarakat kita lebih dewasa dalam berdemokrasi dibandingkan yang sering kita lihat di media sosial.  Atas nama lembaga DPRK, kami menyampaikan terima kasih,” ucapnya.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Anak Agung Made Satriya Bimantara, mengungkapkan apresiasi yang sama dan berpesan agar massa tetap menjaga keamanan setelah aksi.

“Kami berterima kasih karena aspirasi disampaikan dengan baik. Setelah ini, mari kembali pulang ke rumah masing-masing dengan selamat, salam hormat untuk keluarga,” ucapnya.

Aksi massa selesai dengan tertib, tanpa insiden dan menjadi catatan positif dalam perjalanan demokrasi di Kabupaten Jayawijaya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 + 12 =