Jakarta, Suarabersama.com – Musisi sekaligus politisi Pasha Ungu turut angkat suara terkait polemik tunjangan rumah dinas anggota DPR RI yang disebut-sebut mencapai Rp 50 juta. Ia memahami reaksi publik, namun menegaskan bahwa tunjangan tersebut memiliki dasar perhitungan yang jelas.
Pasha menjelaskan bahwa tidak semua anggota dewan berasal dari Jakarta, sehingga mereka membutuhkan akomodasi yang layak saat bertugas di ibu kota. “Kan anggota DPR tidak semuanya tinggal di Jakarta tidak semuanya berasal dari Jakarta. Ada yang dari Papua, Aceh, pelosok NTT, Sulawesi Utara. Mereka yang ke sini cukup jauh dan biaya juga cukup besar,” jelasnya.
Menurut mantan vokalis band Ungu itu, semua bentuk tunjangan yang diterima oleh anggota DPR RI bertujuan untuk mendukung kinerja mereka agar dapat bekerja secara maksimal. Dukungan ini dianggap penting agar para wakil rakyat bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Terkait kritik dari masyarakat yang menyebut besarnya tunjangan tersebut sebagai bentuk pemborosan uang negara, Pasha mengajak agar persoalan ini dibicarakan secara terbuka. “Bahwa kemudian ada masyarakat yang menganggap kok seolah-olah berlebihan. Misalnya, kok ini seperti buang uang rakyat, jadi harus kita dudukkan bersama,” ujarnya.
Pasha menegaskan bahwa kritik publik adalah hal yang wajar dan sah dalam demokrasi. Namun ia berharap masyarakat juga memahami konteks dan kebutuhan kerja para legislator yang datang dari berbagai daerah di Indonesia.(*)



