Jakarta, Suarabersama.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan lebih dari Rp120 triliun dana masyarakat telah lenyap akibat terjebak dalam berbagai praktik keuangan ilegal. Nilai kerugian ini mencerminkan betapa besarnya ancaman terhadap upaya pendalaman pasar keuangan nasional.
Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, menegaskan bahwa pendalaman pasar merupakan bagian penting dari strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, potensi tersebut sulit tercapai bila dana publik malah mengalir ke kegiatan yang tidak sah dan tidak memberikan kontribusi produktif.
“Uang-uang itu bukan masuk ke dalam sektor yang produktif, tapi justru hilang karena menjadi korban dari berbagai aktivitas ilegal yang angkanya sudah lebih dari Rp120 triliun,” ujar Kiki, sapaan akrabnya, dalam acara Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal di Jakarta, Selasa (19/8).
Kiki menekankan bahwa penguatan pasar, baik dari sisi suplai maupun permintaan, hanya bisa dicapai jika seluruh pihak bersama-sama menjaga integritas sektor keuangan.
Dana masyarakat yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk investasi dan pembiayaan sektor produktif justru tersedot oleh entitas-entitas ilegal yang merugikan masyarakat.
“Bagaimana kita bisa mengharapkan partisipasi masyarakat dari sisi demand, apabila uang-uang itu justru hilang karena menjadi korban dari berbagai aktivitas sektor keuangan ilegal?” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi dampak dari aktivitas keuangan ilegal bukan hanya berupa kerugian materi, tetapi juga menciptakan krisis kepercayaan terhadap sektor jasa keuangan resmi. Jika hal ini terus dibiarkan, dapat menjadi hambatan besar dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.
“Ini sangat menyedihkan, dan saya menggugah Ibu Bapak semua di sini supaya bersama-sama kita menjaga sektor jasa keuangan kita, menjaga masyarakat kita,” terang Kiki.
Melalui penguatan sistem keuangan yang sehat dan terpercaya, OJK berharap dana publik dapat kembali disalurkan ke sektor-sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“Supaya bagaimana kita sama-sama melakukan pendalaman pasar ya, menjaga market dan juga bagaimana kita dapat mendorong dan terus berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi yang sangat kita butuhkan saat ini,” tegasnya.(*)



