Jakarta, Suarabersama.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim bahwa Coca-Cola setuju untuk mengganti pemanis buatan dengan gula tebu asli dalam produk utamanya di pasar AS, menyusul sarannya. Namun, klaim ini belum dikonfirmasi langsung oleh pihak perusahaan.
“Saya telah berbicara dengan Coca-Cola tentang penggunaan Gula Tebu ASLI dalam Coca-Cola di Amerika Serikat, dan mereka telah setuju untuk melakukannya,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, dikutip Kamis (17/7/2025).
“Saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang berwenang di Coca-Cola. Ini akan menjadi langkah yang sangat baik dari mereka, Anda akan lihat. Ini jauh lebih baik!”
Apabila benar direalisasikan, perubahan ini akan merombak resep Coca-Cola yang selama ini menggunakan sirup jagung fruktosa tinggi dan menyamakannya dengan versi Coca-Cola yang beredar di Meksiko atau Australia. Meski demikian, perubahan ini tidak akan mempengaruhi Diet Coke, minuman favorit Trump, yang memakai pemanis bebas kalori aspartam.
Pihak Coca-Cola menanggapi pernyataan Trump dengan sikap hati-hati. “Kami menghargai antusiasme Presiden Trump dan akan membagikan informasi lebih lanjut mengenai produk kami dalam waktu dekat,” kata juru bicara Coca-Cola Co. yang bermarkas di Atlanta. Mereka belum mengonfirmasi klaim tersebut atau memberikan detail tambahan.
Sejauh ini, Coca-Cola telah menawarkan Coca-Cola Meksiko yang menggunakan gula tebu di pasar AS sejak tahun 2005, dalam kemasan botol kaca, namun hanya untuk segmen pasar tertentu.
Usulan perubahan bahan baku ini mendapat kritik dari industri jagung di Amerika Serikat. John Bode, Presiden dan CEO Asosiasi Pemurni Jagung, menyatakan bahwa kebijakan tersebut bisa berdampak buruk bagi ekonomi domestik.
“Presiden Trump mendukung lapangan kerja manufaktur Amerika, petani Amerika, dan pengurangan defisit perdagangan. Mengganti sirup jagung fruktosa tinggi dengan gula tebu akan menghilangkan ribuan lapangan kerja manufaktur makanan Amerika, menekan pendapatan pertanian, dan meningkatkan impor gula asing, semuanya tanpa manfaat gizi,” ujar Bode seperti yang dilaporkan Associated Press (AP News).
Trump sendiri dikenal sangat menyukai Diet Coke. Selama masa jabatannya di Gedung Putih, ia bahkan memiliki tombol merah di Meja Resolute untuk memanggil pelayan membawakan Diet Coke. Namun, hubungan Trump dengan Coca-Cola tidak selalu mulus.
Pada tahun 2012, ia pernah mengkritik minuman diet dan menyatakan bahwa perusahaan Coca-Cola “tidak senang dengan saya – tidak apa-apa, saya akan tetap minum minuman sampah itu.”
Meski begitu, Diet Coke tetap menjadi minuman setianya, termasuk saat pertemuan G20 dan dalam laporan The New York Times tahun 2018 yang menyebut bahwa ia mengonsumsi hingga 12 kaleng Diet Coke per hari.