Jakarta, Suarabersama.com – Budaya Pacu Jalur tengah menjadi sorotan di media sosial karena keunikannya yang memukau warganet. Salah satu hal yang paling menarik perhatian adalah adanya penari di atas perahu yang tetap menari selagi para awak sibuk mendayung. Ternyata, di balik tarian itu tersimpan makna yang mendalam!
Mengutip dari Diskominfo, Pacu Jalur adalah sebuah perayaan tradisional yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Kuantan Singingi (Kuansing) di Provinsi Riau. Tradisi ini memiliki akar sejarah yang panjang dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Makna dari Pacu Jalur mencerminkan nilai-nilai seperti kebersamaan, kehormatan terhadap kampung halaman, serta aspek spiritual dan sosial yang masih sangat dijunjung oleh warga setempat. Tradisi ini dirayakan melalui lomba perahu panjang yang rutin digelar setiap tahun di Sungai Kuantan.
Setiap perahu atau “jalur” memiliki struktur awak yang terorganisasi, mulai dari komando jalur, juru mudi, tukang gelek (penabuh ritme), hingga penari — yang biasanya adalah anak-anak. Kehadiran penari ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol semangat, keseimbangan, dan kekuatan batin bagi tim mereka.
Menariknya, gerakan sang penari bukan dilakukan sembarangan. Terdapat sejumlah ‘kode’ yang dikomunikasikan oleh penari kepada para awak untuk memberikan isyarat penting selama perlombaan. Dengan bantuan penari, para pendayung dapat membaca situasi dan beradaptasi untuk bisa menyalip lawan mereka.
Apa saja kode-kode tersebut dan apa maknanya?
Berikut adalah arti gerakan penari Pacu Jalur, sebagaimana dirangkum dari beberapa sumber:
1. Duduk
Jika penari duduk, ini berarti tandanya bahwa perahu yang mereka naiki memiliki posisi setara dengan punya si lawan. Jika sang penari duduk, inilah momen di mana para awak akan berusaha untuk mengejar keunggulan tersebut.
2. Tangan dikibaskan
Jika kamu melihat berbagai video di media sosial yang menampilkan anak penari di atas perahu tersebut mengibaskan ke kanan atau kiri, ini memiliki makna untuk mengejar lawan.
Jika tangan kanan di kibaskan, ini artinya pendayung di sebelah kanan perlu mendayung lebih cepat. Begitu juga sebaliknya, ketika tangan dikibaskan ke kiri.
3. Tangan diputar
Jika penari melakukan tangan diputar-putar, itu memberikan sinyal kepada para pendayung untuk menyamaratakan tenaga mereka dalam mendayung. Dalam hal ini, para awak perlu kompak untuk menyatukan energi mereka untuk mendayung perahu dengan kekuatan penuh.
4. Menari
Pada bagian ini, penari bernari-nari di atas perahu bukan hanya sebagai bentuk kesenangan. Namun, memberikan sinyal bahwa mereka unggul dari lawan-lawan mereka. Menari memberikan simbol bahwa mereka unggul dan melakukan selebrasi di atas perahu.
Budaya Pacu Jalur telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak tahun 2014. Tradisi ini bukan sekadar olahraga rakyat, tetapi juga berfungsi sebagai panggung budaya serta lambang solidaritas antarkampung.
Acara Pacu Jalur umumnya diselenggarakan setiap bulan Agustus untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi yang ingin menyaksikannya secara langsung, bisa datang ke Tepian Narosa, Teluk Kuantan, tempat di mana festival ini digelar dengan partisipasi puluhan hingga ratusan perahu dari berbagai desa.