Riau, Suarabersama – Masitoh adalah sosok luar biasa di tengah asa pemulihan lahan gambut Riau. Dalam kiprahnya sebagai anggota Manggala Agni, tim pemadam kebakaran hutan dan lahan, ia menghadapi berbagai kondisi ekstrem demi mencegah bencana karhutla.
Sebagai ibu rumah tangga sekaligus pejuang api, Masitoh rela meninggalkan keluarganya, termasuk anak-anak yang masih kecil, demi tugas penyelamatan lingkungan. Tugas ini sering membawanya ke lokasi kebakaran yang sulit dijangkau—terkadang harus berjalan melalui medan berat, bahkan meminum air dari lapisan gambut karena persediaan yang terbatas
Ia menghabiskan lebih dari satu dekade dalam barisan Manggala Agni Daops Pekanbaru dan memegang prinsip kuat saat bertugas: “Pantang pulang sebelum padam.” Masitoh pernah bertugas di area kebakaran besar di Kampar, Riau, yang menyebabkan kabut asap pekat bertahan selama hampir dua minggu. Timnya bertahan membawa air dan alat seadanya, mengatasi kedalaman lahan gambut satu hingga dua meter dengan tekad tanpa kenal lelah
Meski lelah dan kerap berpisah jauh dari anak dan suami, ia tetap teguh dalam menjalankan misi. Lewat sosialisasi ke masyarakat, patroli terpadu, hingga operasi pemadaman langsung, Masitoh berupaya menjaga lahan gambut agar tidak terbakar parah. Ia menyuarakan ajakan agar warga turut aktif mencegah pembakaran lahan, karena upaya bersama menjadi kunci menghentikan si jago merah
Perjuangan Masitoh bukan hanya tugas; ini adalah panggilan jiwa. Ia berharap Riau kembali memiliki langit biru tanpa asap, dan masyarakat mampu memahami pentingnya menjaga gambut tanpa membakarnya. Keberadaan srikandi ini membuktikan bahwa penyelamatan lingkungan bisa diawali dari hati dan keberanian seorang individu.