Jakarta, Suarabersama.com – Sejumlah negara di kawasan Teluk menutup wilayah udara mereka menyusul serangan yang dilakukan Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat Al Udeid di Qatar dan pangkalan militer di Irak, pada Senin (23/6) malam, waktu setempat.
Pangkalan udara Al Udeid merupakan aset strategis terbesar militer AS di kawasan Asia Barat. Meski Iran menyatakan serangannya tidak menimbulkan ancaman bagi Qatar sebagai negara tetangga, langkah penutupan wilayah udara dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi ketegangan yang meningkat di kawasan.
Qatar memutuskan untuk menutup sementara wilayah udaranya, sehingga sejumlah penerbangan dialihkan dari Bandara Internasional Hamad, salah satu bandara tersibuk di dunia. Dalam unggahan di media sosial, Qatar menyatakan bahwa penutupan ini merupakan bagian dari serangkaian langkah antisipasi atas perkembangan situasi di kawasan.
Negara-negara lain di kawasan Teluk yang juga menutup wilayah udara mereka adalah Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Irak, dan Kuwait. Bahrain melalui Kementerian Transportasi dan Telekomunikasi menghentikan sementara navigasi udara di wilayahnya sebagai langkah antisipasi. Sementara itu, Kuwait menyatakan akan menutup wilayah udaranya hingga pemberitahuan lebih lanjut demi keamanan dan keselamatan negara.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Kuwait menyatakan, “Demi kepentingan keamanan dan keselamatan negara, serta mengikuti tindakan pencegahan yang diambil oleh negara-negara tetangga, Kuwait mengumumkan penutupan sementara wilayah udaranya.”
Menurut situs pelacak penerbangan Flightradar24, penutupan wilayah udara ini memaksa banyak pesawat untuk mengubah rute penerbangannya, bahkan membatalkan sebagian penerbangan, mengingat Qatar dan UEA merupakan pusat utama perjalanan udara internasional di kawasan.
Insiden ini menimbulkan kekhawatiran di tingkat global terkait stabilitas kawasan Teluk dan dampaknya terhadap jalur perdagangan serta penerbangan internasional.
(HP)



