Suara Bersama

Bentrok Iran-Israel Memanas, Korban Jiwa dan Kerusakan Meluas

Jakarta – Konflik bersenjata antara Iran dan Israel terus meningkat, memasuki hari ketiga dengan serangan saling balas yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan serius di kedua negara.

Pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025, Israel meluncurkan gelombang serangan udara ke Iran, menargetkan lebih dari 200 lokasi strategis termasuk situs nuklir Natanz dan fasilitas militer di Isfahan. Operasi ini diklaim sebagai langkah pencegahan terhadap potensi ancaman nuklir dari Iran.

Sebagai balasan, Iran menggempur wilayah Israel dengan ratusan rudal dan drone. Serangan menghantam kompleks militer Kirya di Tel Aviv dan menyebabkan kerusakan besar di distrik Ramat Gan. Total sembilan gedung hancur, ratusan apartemen rusak, dan lebih dari 400 warga mengungsi.

Kerugian tidak hanya material. Iran kehilangan sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata dan beberapa jenderal tinggi IRGC serta ilmuwan nuklir ternama. Sementara itu, di Israel, serangan rudal menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan tentara, serta melukai puluhan lainnya.

Situasi kian memanas dengan penutupan Bandara Ben-Gurion dan serangan tambahan dari Israel ke Yaman. Ketegangan juga memicu peringatan dari komunitas internasional, termasuk seruan gencatan senjata dari Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kedua pihak masih saling melontarkan ancaman. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, bersumpah akan membalas agresi Israel, sementara Menteri Pertahanan Israel mengingatkan bahwa Iran bisa “terbakar” jika eskalasi terus berlanjut.

Iran menyatakan bahwa aksinya merupakan bentuk pembelaan diri dan menegaskan tidak berniat menyeret negara lain dalam konflik, kecuali jika terpaksa. Seruan perdamaian terus digaungkan, tetapi bentrokan di lapangan menunjukkan bahwa akhir dari konflik ini masih jauh dari harapan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

one × 1 =