Jakarta, Suarabersama – Ketegangan antara Israel dan Iran semakin memuncak, dengan sejumlah negara seperti China dan Amerika Serikat memberikan tanggapan terkait situasi ini.
Menurut catatan detikcom pada Senin (16/6/2025), konflik antara Israel dan Iran telah berlangsung selama tiga hari. Insiden bermula saat Tel Aviv melancarkan serangan besar-besaran ke lebih dari 200 sasaran militer dan nuklir di Iran pada Jumat pagi (13/6).
Sebagai balasan, Iran melakukan serangan dengan drone dan rudal pada Jumat malam dan Sabtu pagi, menargetkan wilayah Israel.
Pada Sabtu dini hari (14/6), militer Israel kembali menyerang dengan menargetkan pertahanan udara Iran, termasuk lokasi peluncur rudal, untuk melemahkan kemampuan pertahanan Iran.
Konflik ini telah menimbulkan korban di kedua belah pihak, dan berbagai negara pun angkat suara. China mengecam keras serangan Israel sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Iran.
Utusan China untuk PBB, Fu Cong, menegaskan bahwa eskalasi di Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun dan menyerukan Israel untuk menghentikan aksi militer yang dapat memperburuk situasi.
China juga menghubungi Menteri Luar Negeri Israel dan Iran melalui Wang Yi, menolak pelanggaran hukum internasional dan mendorong solusi diplomatik.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menyampaikan melalui panggilan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa konflik ini harus segera dihentikan.
Trump juga menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan Israel ke Iran dan memperingatkan Iran agar tidak melibatkan Amerika Serikat dalam peperangan ini. Ia memperingatkan bahwa jika AS diserang, akan ada balasan militer yang sangat kuat.



