Suara Bersama

Sekolah Rakyat 2025 Hadir Dengan Kurikulum Multi Entry-Multi Exit

Jakarta, Suarabersama.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI, Robben Rico, menegaskan bahwa kurikulum Sekolah Rakyat akan mengadopsi model pengelolaan Multi Entry-Multi Exit. Apa maksudnya?

“Kurikulum Sekolah Rakyat rencananya akan menerapkan model pengelolaan Multi Entry-Multi Exit untuk mencetak siswa sebagai agen perubahan,” ujar Robben Rico dalam keterangan resmi pada Selasa (10/6/2025).

Dia menjelaskan bahwa model kurikulum ini dipilih guna melahirkan lulusan Sekolah Rakyat yang menjadi agen perubahan. Beberapa sekolah unggulan di Indonesia juga dijadikan benchmarking atau tolok ukur. “Kami melibatkan beberapa kementerian dan lembaga untuk berdiskusi dan sesuai arahan Pak Menteri Sosial,” tambahnya.

“Nanti kurikulum Sekolah Rakyat itu khasnya model desain kurikulum tailor made (dirancang khusus), pola pengelolaannya Multi Entry-Multi Exit, dan berasrama tentunya,” imbuh Robben.

Robben menekankan bahwa kurikulum ini memberi fleksibilitas bagi siswa untuk memilih jalur belajar sesuai kebutuhan—itulah makna “multi entry.” Selain itu, kurikulum ini mengakomodasi beragam latar belakang dan kemampuan siswa dalam mempersiapkan tantangan masa depan, yang disebut “multi exit.” Lewat kurikulum yang dimodifikasi khusus ini, siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.

Kemensos juga melakukan studi banding ke sejumlah sekolah unggulan seperti MAN Insan Cendekia Serpong, CT Arsa Sukoharjo, dan Al Hikmah Batu. Dari hasil kunjungan tersebut, ditemukan beberapa aspek yang perlu diterapkan, termasuk penyesuaian pengalaman pembelajaran dan kesenjangan substansi antar siswa agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam kurikulum Sekolah Rakyat melalui program persiapan.

Program persiapan atau masa orientasi juga dilaksanakan untuk menyiapkan siswa dalam sistem boarding school serta adaptasi terhadap kurikulum pembelajaran yang akan ditempuh. Pada tahap ini dilakukan asesmen diagnostik untuk mengenali karakteristik peserta didik sehingga kekurangan, kelebihan, dan potensi mereka dapat diketahui.

Dalam kurikulum Sekolah Rakyat, pendekatan pembelajaran yang diterapkan adalah Individual Approach dan Pembelajaran Mendalam (deep learning).

“Dalam kurikulum tersebut terdapat nilai penguatan karakter, penguatan spiritualitas, penguatan cinta tanah air, dan penguatan bahasa,” tegas Robben. Kurikulum yang sama akan diberlakukan di semua jenjang mulai dari SD, SMP, hingga SMA. “Muatan pembelajarannya disesuaikan berdasarkan tingkatan satuan pendidikan untuk melihat proses capaian pembelajarannya,” jelas Sekjen.

Penyusunan kurikulum Sekolah Rakyat dilakukan dengan sinergi lintas kementerian, termasuk Kemendikdasmen dan Kemenag yang ikut terlibat. Metode ini memungkinkan muatan kurikulum yang sudah diterapkan di sekolah yang ada dimodifikasi sesuai kebutuhan Sekolah Rakyat.

“Tinggal dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dari Sekolah Rakyat,” jelas Robben. Sekolah dengan konsep boarding school ini dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026 dengan 65 titik lokasi di berbagai daerah dan ditargetkan bertambah menjadi 100 titik.

Berbagai persiapan terus dilakukan, mulai dari peninjauan lokasi, penyediaan sarana dan prasarana, perekrutan tenaga pengajar, pendataan calon siswa, hingga sosialisasi kepada calon siswa dan orang tua.

Program ini diatur dalam Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan yang memberi kesempatan anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem mendapatkan pendidikan berkualitas.

“Nantinya, Sekolah Rakyat menjadi pencetak agen perubahan dan memutus transmisi kemiskinan antargenerasi,” pungkas Robben.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

five × five =