Suara Bersama

TPNPB OPM klaim membela diri saat serang aparat di RSUD Wamena

suarabersama.com-Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom menyatakan alasan kelompoknya menyerang aparat keamanan di depan Rumah Sakit Umum Daerah Wamena, Provinsi Papua Pegunungan. Menurutnya, meski menyalahi hukum humaniter internasional, aksi penyerangan tersebut dilakukan untuk membela diri. Menurut dia, serangan aparat keamanan terhadap warga sipil di Papua tergolong lebih kejam dengan menyinggung kejadian masuknya tentara negara Indonesia ke Gereja-gereja di Papua.

Padahal, kata dia, rumah ibadah kerap dipakai sebagai tempat berlindung warga sipil saat terjadi kontak tembak antara TNI dan kelompok bersenjata. “Kami membela diri, maka akan menempuh dengan cara apa saja. Salah satunya tembak polisi di depan rumah sakit,”. Menurut dia, serangan ke aparat keamanan bertujuan untuk mengusir adanya kehadiran militer di Wamena. Sebby menuding sebagian tenaga kesehatan yang bertugas di sejumlah rumah sakit di Papua merupakan anggota intelijen pemerintah dan TNI-Polri.  “Dokter, tenaga kesehatan itu dari anggota intelijen pemerintah, anggota TNI dan Polri,” ujarnya. Tudingan Sebby itu merujuk pada pernyataan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yang pernah menyebut bahwa prajuritnya di Papua juga bertugas sebagai tenaga pendidik dan tenaga kesehatan.

Sebby Sambom tak menampik bila tindakan kelompoknya yang menyerang aparat keamanan di depan RSUD Wamena melanggar hukum humaniter internasional. Dalam panduan hukum perang rumah sakit dilarang dijadikan sasaran dalam penyerangan.  “Rumah sakit tidak boleh dijadikan sasaran dalam perang,” katanya.

Sebby mengakui bahwa belum semua milisi TPNPB OPM memahami panduan perang atau hukum humaniter internasional, salah satu penyebabnya karena keterbatasan pengetahuan. Lanjut Sebby, pada 2012 silam saat Konferensi Tingkat Tinggi TPNPB OPM di Biak, pihaknya sempat mencetak sebanyak 1.000 buku panduan hukum humaniter internasional untuk dibagikan kepada kombatan. “Tetapi Papua itu luas sehingga stoknya habis, jadi belum kebagian seluruhnya,”.

Kejadian penembakan di depan RSUD Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Rabu malam, 28 Mei 2025. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengklaim dua aparat yang menjadi korban penembakan. Sementara Satgas Damai Cartenz menyebut hanya ada satu anggota kepolisian yang tewas dalam peristiwa tersebut.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2 × 4 =