MIMIKA, Suarabersama — Kontak tembak antara Satuan Tugas TNI dan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dikenal juga sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pecah di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Selasa (13/5/2025). Dalam baku tembak yang berlangsung dari pagi hingga sore, 18 anggota OPM dilaporkan tewas.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Seputarpapua.com, pertempuran terjadi di sejumlah titik strategis: Kampung Bambu Kuning, Sugapa Lama, Dugusiga, Eknemba, dan Zanamba. OPM disebut tengah merencanakan serangan terhadap helikopter dan personel pembangunan Tower B3 di Distrik Beoga, perbatasan Intan Jaya–Puncak. Rencana itu berhasil digagalkan aparat usai mendeteksi pergerakan kelompok tersebut.
Kontak pertama terjadi ketika seorang anggota OPM terlihat membawa senjata api di Kampung Sugapa Lama. Ia dilumpuhkan aparat, sementara rekannya melarikan diri sambil membawa senjata korban. Dalam penyisiran lanjutan, dua anggota OPM ditemukan keluar dari honai dan ikut dilumpuhkan.
Kemudian, saat aparat memantau pelarian 15 anggota OPM ke arah Kampung Dugusiga, salah satu dari mereka kembali tewas tertembak. Serangkaian bentrokan berlanjut di Kampung Bambu Kuning, di mana tiga dari enam anggota OPM bersenjata tewas saat penyergapan. Tiga lainnya kabur ke arah jembatan Ndullamo dan berkumpul dengan sekitar 15 anggota lain.
Pos TNI di Titigi juga sempat diserang, demikian pula tim di Zanamba yang mengalami gangguan. Satu anggota OPM tewas dan jatuh ke jurang saat baku tembak terjadi di Zanamba.
Di Sugapa Lama, penyergapan terhadap sembilan anggota OPM—satu bersenjata SS1—berhasil menewaskan semuanya. Hingga petang, TNI menguasai Kampung Sugapa Lama dan Bambu Kuning, serta menetapkan status siaga.
Selain menewaskan 18 anggota OPM, aparat juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain:
-
1 pucuk senjata AK-47
-
1 senjata rakitan
-
Amunisi (5 butir kaliber 5,56mm dan 7 butir kaliber 7,62mm)
-
Busur dan panah
-
Pisau sangkur
-
Beberapa ponsel, laptop, serta bendera Bintang Kejora
Hingga berita ini diterbitkan, pihak TNI belum memberikan pernyataan resmi. Upaya konfirmasi ke Kapendam XVII/Cenderawasih maupun Kapen Kogabwilhan III belum membuahkan tanggapan.