suarabersama.com, JAKARTA – Setelah masa libur panjang memperingati Hari Raya Nyepi dan Lebaran 2025, pasar saham Tanah Air akan kembali aktif hari ini. Namun, suasana pembukaan perdagangan diwarnai kekhawatiran akan tekanan eksternal, khususnya dari kebijakan tarif yang kembali digencarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Analis keuangan Ibrahim Assuaibi menyampaikan prediksi bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami koreksi signifikan, bahkan bisa mencapai batas yang memicu penghentian sementara perdagangan atau trading halt.
Menurutnya, IHSG kemungkinan akan terkoreksi di kisaran 2-3 persen. Namun, jika tekanan terhadap rupiah di pasar Non-Deliverable Forward (NDF) terus berlanjut, tak menutup kemungkinan penurunan bisa menembus 5 persen. “Bisa saja trading dihentikan sementara jika penurunan IHSG melewati ambang batas yang ditentukan bursa,” ujar Ibrahim saat diwawancarai, Selasa (8/4/2025).
Ibrahim juga menjelaskan bahwa jika IHSG melemah 2 persen, bursa akan langsung mengawasi pergerakan pasar. Penurunan lebih lanjut hingga 3-5 persen biasanya akan mendapat peringatan, dan jika mencapai 5 persen lebih, maka sistem perdagangan otomatis dapat menghentikan transaksi sementara.
Kombinasi Sentimen Global Tekan IHSG
Beberapa faktor eksternal menjadi penyebab kekhawatiran pasar saat ini, seperti data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan kinerja di atas ekspektasi, serta sinyal dari The Fed yang akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu panjang. “Kombinasi ini menciptakan tekanan psikologis yang cukup besar,” jelas Ibrahim.
Salah satu faktor utama lainnya adalah keputusan Trump mengenakan tarif impor tambahan terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia sebesar 32 persen. Hal ini berpotensi memperkeruh hubungan dagang dan menekan ekspor domestik. “Indonesia harus bersiap melakukan negosiasi ulang dengan AS,” tambahnya.
Situasi makin kompleks dengan kondisi geopolitik Eropa yang belum stabil, serta kekhawatiran para taipan di AS dan Eropa yang mulai menyimpan likuiditas karena takut resesi. “Bahkan di AS sendiri masyarakat mulai turun ke jalan menentang kebijakan Trump. Ini bisa menjadi katalis negatif bagi pasar global,” tutur Ibrahim.
Potensi Koreksi IHSG Pasca Libur
Sementara itu, pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana, memprediksi bahwa tekanan terhadap IHSG akan terasa dalam beberapa hari ke depan. Menurutnya, meski sebelum libur IHSG sempat menguat, sentimen negatif dari tarif Trump dapat menjadi hambatan besar.
“Area support IHSG berada pada kisaran 6.290–6.312 dan resistance di sekitar 6.660,” jelas Hendra. Ia menambahkan bahwa selain faktor global, potensi penurunan surplus perdagangan nasional dan depresiasi rupiah juga menjadi tantangan tersendiri.
Sebagai catatan, sebelum bursa ditutup sementara menyambut libur panjang, IHSG ditutup menguat 0,59 persen ke posisi 6.510,62 pada Kamis (27/4/2025)