Jakarta, Suarabersama – Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar puncak demo “Indonesia Gelap” di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025). Peserta aksi mulai berdatangan pukul 14.32 WIB. Massa kompak mengepalkan tangan kiri ke udara sambil memegang spanduk dan poster yang memuat tulisan tentang keresahan atas beberapa kebijakan Presiden Prabowo Subianto, seperti “Cabut efisiensi pemotongan anggaran pendidikan atau kesehatan. Tolak Undang-undang Minerba.”
Salah satu yang dikritisi massa ialah Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba). Menurut mahasiswa, pemerintah dan DPR tak seharusnya mengesahkan undang-undang tersebut karena tidak berpihak kepada rakyat kecil. “Undang-undang Minerba sudah tidak etis lagi untuk kepentingan masyarakat kecil,” kata orator membakar semangat massa.
Mahasiswa juga memandang, Undang-Undang Minerba merusak alam, sehingga harus dibatalkan. “Tolong Pak Presiden, alam kami rusak, cabut Undang-undang Minerba,” tutur orator.
Dalam puncak demonstrasi ini, massa membawa sembilan tuntutan, antara lain:
- Kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 terkait efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025.
- Transparansi status pembangunan dan pajak rakyat.
- Evaluasi besar-besaran makan bergizi gratis.
- Tolak revisi Undang-Undang Minerba yang bermasalah.
- Tolak dwifungsi TNI.
- Sahkan Undang-Undang Perampasan Aset.
- Tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional.
- Tolak impunitas dan tuntaskan pelanggaran HAM berat.
- Tolak campur tangan Jokowi dalam pemerintahan Prabowo Subianto.
Demonstrasi sempat diwarnai aksi bakar ban dan menjebol beton pembatas yang ada di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya. Mahasiswa berusaha membuka jalan menuju Istana Negara. Polisi yang berjaga langsung berkomunikasi dengan pihak Istana untuk mengantisipasi situasi.