Jakarta, Suarabersama.com – Mantan Presiden Suriah, Bashar Al Assad, dilaporkan kabur ke Rusia dan diberikan suaka politik setelah rezim pemerintahannya digulingkan oleh kelompok pejuang pada Minggu (8/12).
Kepergian Assad ke Moskow membuka jalan bagi pemimpin pejuang Suriah untuk menunjuk mantan Perdana Menteri Mohammed Ghazi Al Jalali sebagai pemimpin sementara negara tersebut.
Rusia Beri Suaka Demi Kepentingan Strategis
Menurut laporan Reuters, Rusia memberikan suaka politik kepada Assad demi memastikan keamanan pangkalan militer mereka di Suriah serta menjaga hubungan diplomatik kedua negara yang telah berlangsung lama.
“Suaka ini diberikan untuk menjaga stabilitas pangkalan militer Rusia dan memastikan hubungan strategis Moskow dengan Suriah tetap terjaga,” ujar seorang sumber anonim.
Meski begitu, situasi di sekitar pangkalan militer Rusia dilaporkan semakin tegang setelah kelompok pemberontak berhasil menggulingkan pemerintahan Assad. Sumber tersebut menyebut bahwa kelompok pemberontak telah berjanji untuk menjaga pangkalan militer Rusia di Suriah.
Mohammed Ghazi Al Jalali Ditunjuk sebagai Pemimpin Sementara
Pemimpin milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al Julani, mengumumkan bahwa Mohammed Ghazi Al Jalali akan bertugas sebagai pemimpin sementara Suriah. Penunjukan ini dilakukan sembari mempersiapkan pemilihan umum dan pembentukan pemerintahan baru.
“Langkah ini diambil untuk memastikan transisi yang tertib menuju pemerintahan baru. Selama periode ini, operasional kementerian dan lembaga negara akan diawasi oleh Al Jalali,” ujar Al Julani.
Al Julani menegaskan bahwa selama periode transisi ini:
- Pasukan militer di Damaskus dilarang mendekati lembaga-lembaga negara.
- Tidak ada pihak yang diperbolehkan melepaskan tembakan ke udara untuk menjaga stabilitas dan keamanan.
Situasi Politik Suriah Pasca-Penggulingan
Situasi politik Suriah pasca-penggulingan Assad masih belum stabil, meskipun langkah cepat telah diambil untuk menunjuk pemimpin sementara. Pemilihan umum dan pembentukan pemerintahan baru menjadi prioritas utama agar negara tersebut dapat kembali berjalan normal di tengah konflik berkepanjangan.
Keberadaan Assad di Rusia menandai babak baru dalam geopolitik Timur Tengah, di mana Rusia berperan penting dalam memastikan stabilitas pangkalan militernya sekaligus menjaga pengaruhnya di kawasan tersebut.




 
							 
											 
											