Suara Bersama

27 Ribu Orang RI Jadi Pekerja Konstruksi di IKN, 30% Warga Lokal

Jakarta, Suarabersama.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 27.000 pekerja konstruksi yang terlibat dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dari jumlah tersebut, sebanyak 30% di antaranya adalah tenaga kerja lokal yang berasal dari wilayah Kalimantan, sementara sisanya, yaitu 70%, merupakan pekerja yang datang dari luar Pulau Kalimantan, termasuk dari Jawa, Sulawesi, dan daerah lainnya.

Kepala Satuan Tugas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN PUPR, Danis Sumadilaga, menyatakan bahwa pihaknya, bersama dengan Otorita IKN (OIKN), telah menyiapkan berbagai program pendidikan, pelatihan, serta sertifikasi untuk para pekerja yang terlibat. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen untuk melibatkan tenaga kerja lokal dalam proses pembangunan IKN. “Data terakhir saya itu ada 27.000 pekerja konstruksi, 30% adalah tenaga lokal yang tinggal di Kalimantan. Nah yang 70% ini datang dari Jawa dari Sulawesi dan sebagainya itu kita adakan pelatihan bahkan kemarin waktu 17 Agustus kita latihan sertifikasi dan sebagainya karena itu penting,” kata Danis dalam sebuah video yang diunggah di akun Youtube KemenPUPR pada Senin, 16 September 2024.

Danis menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama dalam pembangunan IKN adalah pengelolaan sumber daya manusia, terutama karena lokasi IKN yang cukup terpencil. Untuk mengatasi hal ini, proses pengiriman pekerja ke lokasi dilakukan secara bertahap, mulai dari 10.000 orang, kemudian 15.000 orang, hingga mencapai total 27.000 orang. “Nah ini memang tidak semudah kalau membangun di Jawa karena jumlah orang dan sebagainya. Kita perlu orang bahkan membawanya juga pakai pesawat terbang pakai TNI AU, pakai Hercules,” jelasnya. Penggunaan armada TNI Angkatan Udara, seperti pesawat Hercules, merupakan salah satu upaya untuk memfasilitasi transportasi pekerja ke lokasi pembangunan yang sulit dijangkau.

Selain tantangan terkait sumber daya manusia, Danis juga menyebutkan bahwa pengadaan bahan-bahan material dan alat-alat berat merupakan tantangan besar lainnya. Banyak material bangunan yang harus diambil dari Sulawesi, dan untuk itu diperlukan puluhan kapal tongkang. “Nah itu waktu itu untuk membawa material ke sana itu perlu puluhan tongkang. Untuk membawa waktu itu agak sulit karena tongkangnya banyak dipakai untuk batubara. Kita juga harus menyiapkan pelabuhan untuk mereka membawa. Karena lokasinya cukup terpencil membawa alat-alat berat, material, jadi tantangan,” jelas Danis.

Proses pengadaan dan pengiriman material yang kompleks ini menambah dimensi tantangan dalam pembangunan IKN, terutama karena kebutuhan akan pelabuhan yang memadai serta koordinasi logistik yang efisien. Meskipun menghadapi berbagai kendala, upaya ini tetap berfokus pada pencapaian pembangunan IKN yang sesuai dengan rencana dan tetap melibatkan serta memberdayakan tenaga kerja lokal.

 

(XLY)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

13 + seventeen =