Jakarta, Suarabersama.com – Presiden Terpilih Prabowo Subianto menambah anggaran untuk 15 Kementerian/Lembaga dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar Rp 4,8 triliun. Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa tambahan anggaran ini dimaksudkan untuk mendukung program prioritas Prabowo yang dinamai Program Quick Win Pemerintahan Baru 2025 dengan total nilai Rp 113 triliun. Dengan tambahan ini, belanja negara bertambah menjadi Rp 117,8 triliun.
“Ini adalah hasil pengalokasian sudah menampung tambahan-tambahan alokasi anggaran yang disepakati atau yang diarahkan oleh Bapak Presiden terpilih. Mulai dari MPR, kemudian DPR, BPK, dan seterusnya, ini adalah angka-angka terakhir setelah kita memperhitungkan raker Banggar yang terakhir plus arahan dari Bapak Presiden Terpilih,” kata Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam rapat bersama Banggar DPR RI pada Selasa (10/9/2024).
Dalam paparan tersebut, tambahan anggaran sebesar Rp 4,8 triliun dibagi untuk 15 instansi. Pertama, Rp 3,4 triliun dialokasikan untuk Kejaksaan Agung, Kementerian Pertahanan, Polri, BIN, Komnas HAM, BPIP, BP2MI, dan Kementerian Perdagangan. Kedua, Rp 1,4 triliun dialokasikan untuk MPR RI, DPR RI, Mahkamah Agung, DPD RI, Komisi Yudisial, Ombudsman RI, dan BPKP.
Selain itu, tambahan anggaran Rp 113 triliun ditujukan untuk 5 Kementerian yang diprioritaskan dalam Program Quick Win. Badan Gizi Nasional akan menerima Rp 71 triliun untuk mendukung program utama pemerintahan baru yakni Makan Bergizi Gratis. Kementerian Kesehatan akan mendapatkan tambahan Rp 3,2 triliun untuk program pengecekan kesehatan gratis yang mencakup 13 jenis skrining, tensi, gula darah, hingga kolesterol, serta pembangunan Rumah Sakit Lengkap berkualitas di daerah dengan alokasi Rp 1,8 triliun.
Tambahan juga diberikan kepada Kementerian PUPR dan Kementerian Agama, termasuk Rp 20 triliun untuk renovasi dan pembangunan sekolah unggulan. Kementerian Pertanian akan menerima tambahan Rp 15 triliun untuk intensifikasi 80 ribu ha lahan serta cetak sawah 150 ribu ha.
(XLY)