Jakarta, Suarabersama,com – Sebanyak 13 anak termasuk di antara 14 korban jiwa setelah petir menyambar atap logam gereja darurat di kamp pengungsi Palabek, Uganda Utara, yang sebagian besar dihuni oleh pengungsi dari Sudan Selatan. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu malam, 2 November 2024, ketika sekitar 50 orang mencari perlindungan di gereja darurat selama badai besar.
Juru bicara kepolisian Uganda, Kituuma Rusoke, menyatakan bahwa selain korban tewas, 34 orang lainnya terluka dan beberapa di antaranya harus dirawat di fasilitas kesehatan terdekat. Rusoke menambahkan bahwa meskipun petir menyambar atap logam gereja, tidak ada kebakaran yang terjadi setelah insiden tersebut.
Kejadian tragis ini menambah daftar panjang insiden fatal akibat sambaran petir di Uganda, yang kerap terjadi selama musim hujan. Berdasarkan data dari Organisasi Meteorologi Dunia, Uganda tercatat memiliki salah satu tingkat kematian akibat petir tertinggi di dunia. Sebelumnya, pada 2021, insiden serupa menewaskan 18 anak sekolah dan seorang guru di distrik Kiryandongo di Uganda barat.